Home Ads

Jumat, 11 Februari 2022

Resensi Buku The Book of Longing, Karya Sue Monk Kidd

 

Source: Google


Judul Buku: The Book of Longing

Pengarang: Sue Monk Kidd

Penerbit: Viking

Tahun Terbit: 2020 

ISBN: 9780698408197 (e-book)

Jumlah Halaman: 798

Genre: Fiksi

Nama Peresensi: Aida Mudjib

 

Quote : "My father says my mind is weak, and my tongue, weaker, she’d told me then. It                 seemed now her tongue was not weak, but the fiercest part of her." (hal. 139) 

 

Pada tahun 2000-an, ketika lulus MI dan bacaan saya sebatas fantasi Hogwarts dan Hobbit, dunia ramai membincang topik Madam Kristus. Hal ini disebabkan oleh sebuah buku dan juga film yang berjudul “The Da Vinci Code.” Dan Brown menyalakan spekulasi lama bahwa Yesus telah menikahi Maria Magdalena. Sebelumnya ada kisah yang sama “The Last Temptation of Christ” karya Martin Scorsese, diadaptasi dari novel karya Nikos Kazantzakis. Ke dalam arena kontroversial inilah Sue Monk Kidd datang dengan “The Book of Longings."

 

Meskipun tidak memungkinkan, hipotesis bahwa Yesus menikah tidak lagi mengejutkan. Kali ini penegasan itu berasal dari spiritualitas feminis yang dulu diperdebatkan. Kidd tidak ingin menyinggung siapapun.  “Saya sangat dan dengan hormat menyadari bahwa Yesus adalah sosok yang kepadanya jutaan orang berbakti. Dampaknya pada sejarah peradaban Barat tidak ada bandingannya," tulis Kidd dalam catatan penulis.  

 

Dampak yang tak tertandingi itu adalah konteks “Book of Longing” yakni dampak baik atau buruk. Kidd telah berhasil menulis novel tentang istri Yesus, bukan tentang Yesus.  Dia menghindari kontroversi Maria Magdalena dengan menghadirkan karakter yang sepenuhnya diciptakan yakni narator Sang Istri Yesus adalah Ana, putri brilian dari kepala juru tulis Herodes.  Gagasan tentang Yesus menikah dengan anggota istana Herodes terdengar berani bahkan Ana juga diceritakan sebagai saudara perempuan Yudas, seorang pemberontak.

 

Ana dibesarkan dalam kesejahteraan sehingga ia dapat membaca bahasa Aram, Yunani, Ibrani, dan Latin.  Kemudian didorong oleh ide-ide radikal dari bibi yang berpendidikan dari Alexandria, Ana mengembangkan minat yang besar pada kisah-kisah wanita Kitab Suci. Kisah yang saat itu kebanyakan dibungkam.  Dia diam-diam menulis sejarah yang hilang dari Hawa, Batsyeba, Izebel dan wanita lainnya.

 

Tapi Ana bukan hanya sejarawan feminis, dia juga seorang aktivis pemberani. Ketika temannya diperkosa oleh seorang penjaga Romawi dan kemudian dihukum secara brutal oleh keluarganya, Ana mengkriti budaya dan hukum seksis saat itu.

 

Sayangnya, di Galilea 14 SM, tidak banyak posisi yang sesuai untuk seorang wanita bereputasi buruk.  Sebagian besar drama awal The Book of Longings melibatkan konflik tak terelakkan antara Ana dengan orang tuanya saat mereka berjuang untuk menemukan seseorang untuk dinikahkan dengan putri mereka.  Di tengah pertengkaran keluarga ini, Ana bertemu dengan seorang pemuda bernama Yesus yang sedang nongkrong di sebuah gua lokal.  

 

Kidd telah membangun plot untuk menjauhkan Yesus dari panggung cerita utama.  Itu penting untuk mengangkat posisi Ana tetapi cenderung mengurangi peran kekasihnya yang sebatas menjadi pria sangat manis dengan mata yang indah serta berpikiran terbuka. Bahkan tidak menentang istrinya menggunakan kontrasepsi. Meskipun kita mendapatkan beberapa basa-basi Kristus di sana-sini, tidak ada ajaran yang sangat mencolok, juga sedikit  teologi Injil yang membingungkan.  Seperti beberapa penulis lain sebelumnya, Kidd menjadikan Yesus hanya sebagai alat naif dari para reformis politik yang kejam.

 

Detail periodenya menarik, tetapi dialognya bisa terasa terlalu kaku: 

"Saya telah menjalani dua puluh tahun hidup saya dengan stigma ini," kata Yesus.  "Aku tahu rasa sakit yang kamu bicarakan."  

 

Pengucapannya seperti yang bercampur dengan olok-olok membuat buku ini terdengar seperti drama kostum.  Juga kesadaran feminis Ana tampaknya dilahirkan dengan rapi, tidak terkontaminasi oleh ornamen budayanya.  Kritiknya yang marah terhadap Kebijakan Khusus Pria akan membuat feminis abad 20 bangga.

 

Terlepas dari upayanya untuk mendekonstruksi ajaran Kristen, The Book of Longings bersikeras pada cerita mukjizatnya sendiri.  Menurutnya, Yesus adalah Anak Lelaki Tuhan, istrinya Ana adalah titisan Sophia, Dewi Kebijaksanaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PerempuanMembaca

Semua penulis di sini adalah perempuan yang menyempatkan waktu untuk membaca, budaya yang hampir punah ditelan oleh kesibukan, budaya yang hampir punah tergantikan oleh membaca status sosmed atau berita versi digital. Kami merindukan aroma buku, kami merindukan rehat dan bergelut dengan buku sambi menikmati secangkir teh atau kopi.




Cara Gabung Komunitas

Cara Gabung Komunitas

Cari

Hubungi Kami

Nama

Email *

Pesan *