screenshot cover Nicotine War versi pdf |
Pengarang: Wanda Hamilton
Penerjemah: Sigit Djatmiko
Genre: Nonfiksi
Penerbit: INSISTPress
Genre: Nonfiksi
Penerbit: INSISTPress
Tebal Halaman: 137 Halaman
Tahun terbit: 2010
Peresensi: Uswah
Peresensi: Uswah
Rokok tidak hanya sekedar kampanye kesehatan tanpa nikotin ataupun sputar halal haram yang kerap difatwakan oleh sebagian ulama yang anti rokok, lebih dari itu rokok sangat erat hubungannya dengan petani, buruh, maupun produk kebanggan Indonesia. Kampanye antirokok perlu konsensus, bukan hanya dibilang haram atau merusak kesehatan, sebab jika tidak diwaspadai secara politis mudah ditunggangi kepentingan bisnis global yang akan mematikan industri rokok kita sendiri, memerangi rokok merupakan rekayasa perusahaan farmasi trans-nasional
Ada 3 fakta;
Ada 3 fakta;
1. Kampanye nikotin berdampak negatif bagi kesehatan adalah publikasi sesat yg dirancang industri farmasi berskala raksasa
2. Tiga industri farmasi “menyuap” USD 750,000 untuk mendukung kampanye WHO’s Nicotine Replacement Therapy, agar industri farmasi bebas memanfaatkan nikotin untuk obat-obatan rokok
3. Ujung dari perang besar terhadap tembakau ini, tak lain adalah menjual obat-obatan anti rokok berupa permen, koyo, obat tetes, tablet, inheler, dll
Selain itu, perang terhadap rokok dimulai dari setitik kebenaran bahwa rokok memiliki satu faktor resiko kanker paru-paru, yang kemudian dikembangkan untuk mengikis kredibilitas pemerintah dan men-subversi rule of law. Ilmu sampah menggantikan ilmu pengetahuan yang jujur, propaganda diparadekan sebagai fakta. Ujungnya, strategi antitembakau mengubah pola pikir masyarakat dunia, bahwa merokok yg sebnarnya merupakan "kebiasaan" - habitualing - menjadi "ketagihan" - addicting - yang buruk. Artinya, secara terapis hal itu harus ditangani.
Pelarangan merokok akan berdampak pada pergeseran nilai budaya yg sdh tertanam sjk abad ke-16 di masa Rara Mendut, bahkan jauh sebelum itu.
Terakhir: persoalan rokok didudukkan secara hati-hati, adil, proporsional dan mendasarkan pada basis data yang benar-benar valid
2. Tiga industri farmasi “menyuap” USD 750,000 untuk mendukung kampanye WHO’s Nicotine Replacement Therapy, agar industri farmasi bebas memanfaatkan nikotin untuk obat-obatan rokok
3. Ujung dari perang besar terhadap tembakau ini, tak lain adalah menjual obat-obatan anti rokok berupa permen, koyo, obat tetes, tablet, inheler, dll
Selain itu, perang terhadap rokok dimulai dari setitik kebenaran bahwa rokok memiliki satu faktor resiko kanker paru-paru, yang kemudian dikembangkan untuk mengikis kredibilitas pemerintah dan men-subversi rule of law. Ilmu sampah menggantikan ilmu pengetahuan yang jujur, propaganda diparadekan sebagai fakta. Ujungnya, strategi antitembakau mengubah pola pikir masyarakat dunia, bahwa merokok yg sebnarnya merupakan "kebiasaan" - habitualing - menjadi "ketagihan" - addicting - yang buruk. Artinya, secara terapis hal itu harus ditangani.
Pelarangan merokok akan berdampak pada pergeseran nilai budaya yg sdh tertanam sjk abad ke-16 di masa Rara Mendut, bahkan jauh sebelum itu.
Terakhir: persoalan rokok didudukkan secara hati-hati, adil, proporsional dan mendasarkan pada basis data yang benar-benar valid
Mojokerto, 30 Desember 2017
Hi, everything is going fine here and ofcourse every one is
BalasHapussharing facts, that's genuinely excellent, keep up writing.
I constantly spent my half an hour to read this webpage's articles all the time along with a mug of coffee.
BalasHapus