Home Ads

Rabu, 27 Februari 2019

Resensi Buku Dari Kirara Untuk Seekor Gagak, Erni Aladjai

Judul Buku: Dari Kirara Untuk Seekor Gagak
Pengarang: Erni Aladjai
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2014
Jumlah Halaman: 192 halaman
Genre: Fiksi
Pe-Review: Mustamimul Rofiqoh

Mae adalah gadis Indonesia yang memulai kehidupan baru di Sapporo, Jepang. Di Sapporo dia hanya mempunyai seorang teman, kakek Yoshinaga yang hidup seorang diri, merupakan tetangga apartemenya. Mereka semakin akrab tatkala kakek Yoshinaga meminta Mae membacakan surat-surat cinta masa lalu dari mendiang istrinya. Membacakan surat cinta kakek Yoshinaga menjadi kegiatan yang membahagiakan. Sampai pada suatu hari kakek Yoshinaga ditemukan mendinggal dunia di kamar mandi. Kepergian kakek Yoshinaga membuat kehidupan Mae kembali Muram.

Sampai pada suatu hari Mae bertemu dengan Nenek Osano, penjual ramen yang sudah renta. Mae menawarkan diri membantu kedai nenek Osano untuk mengusir kejenuhan. Bahkan tanpa di bayarpun Mae bersedia. Kehidupan Mae kembali berwarna, selesai pulang kuliah Mae menyempatkan diri membantu di kedai ramen nenek Osano. Berkat Mae, kedai nenek Oshano menjadi ramai pembeli.

Apartemen bernomor 2054, bekas kakek Yoshinaga, sudah berpenghuni lagi. Seorang laki-laki misterius yang tidak pernah berbicara. Brawal dari sini, kehidupan Mae yang menegangkan dimulai. Mae berpikir jangan-jangan penghuni baru seorang pengedar narkoba atau seorang pembunuh. Memikirkannya saja Mae menjadi takut.

Penghuni baru itu bernama Ken Shimotsuke, seorang hacker jenius, anak Shibata Shimotsuke seorang politikus berpengaruh di negaranya. Namun kehidupan Ken dan ayahnya tidak harmonis semenjak kematian Ibunya. Sampai pada suatu hari Ken menemukan pesan di komputer ayahnya bahwa yang membunuh ibunya adalah Jotaru atas permintaan Joben. Kemuidan Ken mendatangi Jotaru dan membunuhnya karena dia tidak memberitahu siapa Joben.

suatu malam Mae diserang tiga berandalan, Ken datang sebagai pahlawan. Sebagai ucapan terimakasih, Mae membawa Ken keapartemenya untuk mengobati lukanya. perlakuan Mae mengalirkan kedamaian dan menenbus hatinya yang sudah lama membatu. Ken bisa saja mencintai sesorang tapi, tapi dia tidak suka perempuan lembut. Ken menyukai perempuan adak kasar dan sesekali memaki. Hal itu dia temukan pada diri Mae. Bagi Ken: 

"Makian perempuan adalah sikap romantis yang paling keren"

Eaaaa…. 😝

Ken ahirnya menemukan Joben dan berniat membunuhnya. sebelum dibunuh Joben meminta Ken untuk mendengarkan kisahnya. Awalnya ragu, namun Ken ahirnya luluh melihat ketulusan mata Joben. Joben dan Shibata, ayah Ken juga Kirei, ibu Ken adalah teman karib yang suka mendaki gunung. Mereka bertiga terlibat asmara. Kirei mencintai Joben, begitu juga Joben. Dan Shibata mencintai Kirei juga. Ahirnya dibuatlah tantangan mendaki gunung untuk meperebutkan Kirei. Tantangan dimenangkan oleh Shibata. Dengan berat hati Joben melepas Kirei Untuk Shibata.

Namun kehidupan rumah tangga mereka tidak harmonis. Shibata sering mabuk-mabukan dan memukuli Kirei. Dan ternyata Kirei masih menyimpan cinta untuk Joben. Hal tersebut semakin membuat ayah Ken menyiksa istrinya. Setelah mendengar kisah tersebut Ken tidak jadi membunuh Joben. 

Benih cinta antara Ken dan Mae semakin tumbuh. Dikampus, Mae selalu dikawal Ken, tidak boleh ada laki-laki yang mendekati Mae. Dan Mae menikmatinya. Sampai pada suatu hari polisi datang dan menagkap Ken. Hidup Mae kembali berantakan dan hampa sepeninggalan Ken. Betapa Mae Rindu pada kehangatan Ken.

Ayah Ken semakin merasa bersalah, dia merasa paling brtanggung jawab atas perbuatan Ken membunuh Jotaru. Dadanya semakin sesak mengingat yang menyuruh Jotaru untuk membunuh Kirei adalah dirinya yang mengatas namakan Joben. Sebelum mengahiri hidupnya, ayah Ken mendatangi kepala Polisi Keiji dan menceritakan semuanya. Dia juga memohon untuk meringankan hukuman Ken.

Sampai ayahnya meninggal, Ken tidak tau siapa sebenarnya yang membunuh ibunya. Biarlah Ken mengenang ayahnya dengan satu sisi kebaikan. Ken sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Hanya Mae yang dia punya sekarang. dan Mae berjanji akan menunggunya. Mae tidak akan pernah menyerah sebab dia punya burung gagak, Ken. Mereka akan terbang kembali dengan warna hitamnya, dan mungkin menembusnya.

Untuk jalan cerita buku ini sangat menarik dan membuat penasaran. Saya menyelesaikan buku ini sekitar dua jam saja, karena saking menikmati ceritanya. Tidak berat dan tidak lebay. Nilai 8 dari 10 untuk buku ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PerempuanMembaca

Semua penulis di sini adalah perempuan yang menyempatkan waktu untuk membaca, budaya yang hampir punah ditelan oleh kesibukan, budaya yang hampir punah tergantikan oleh membaca status sosmed atau berita versi digital. Kami merindukan aroma buku, kami merindukan rehat dan bergelut dengan buku sambi menikmati secangkir teh atau kopi.




Cara Gabung Komunitas

Cara Gabung Komunitas

Cari

Hubungi Kami

Nama

Email *

Pesan *