Home Ads

Sabtu, 02 Februari 2019

Resensi Buku A Life Less Ordinary (dari gelap kepada terang), Baby Halder

Judul Buku : A Life Less Ordinary (dari gelap kepada terang)
Pengarang : Baby Halder
Penerbit : Gagas media
Tahun Terbit : 2008
Jumlah Halaman : 265 halaman
Genre : otobiografi/memoar
Pereview : Jatri Ningrum

Sebuah otobiografi seorang perempuan yang terlahir di sebuah desa kecil di daerah Khasmir, Dalhousi namanya. Tulisannya sederhana, mengalir polos sekali. Menceritakan kehidupan yang dijalani dengan sejujur jujurnya, sebuah memoar yang di tulis oleh Baby Halder si empunya cerita.  Entah itu nama asli atau nama pena saja dia tidak menyebutkan. Kisah ini mungkin pernah dialami ribuan wanita lainnya, hanya saja bagaimana cara menghadapinya saja yang membedakan jalan cerita selanjutnya.

Bermula dari keluarga sederhana di Khasmir, yang setiap kali ditinggal oleh ayahnya bekerja, baby dan saudaranya tinggal bersama ibunya. Suatu hari ayahnya tak lagi mengirimkan uang, lalu mulai hilang kabar hingga akhirnya ibunya memilih untuk meninggalkan anak anaknya dengan membawa anak yang paling kecil. Beruntung Baby mempunyai seorang paman beserta keluarga dan teman yang baik, Tutul dan Dolly. Meski keadaan mereka tak jauh lebih baik dari keadaan keluarga Baby. 
Ketika tiba tiba ayahnya pulang, bukan kebahagiaan yang didapat, namun perangai ayahnya yang sangat berubah. Menjadi kasar dan pemarah ditambah tak juga memberi makan anak anaknya. Sampai suatu ketika ayahnya menerima nasehat paman baby untuk menikah lagi. Barangkali anak anaknya kan terurus dan kehidupan ayahnya akan lebih baik lagi.

Dengan menikah lagi ternyata tak membuat keadaan menjadi lebih baik, karena ibu tirinya berperangai sangat tidak baik. Baby dan saudaranya diperlakukan seperti seorang budak oleh ibu tirinya. Bahakan sikap ibu barunya itu tak menunjukkan seorang istri pada suaminya. Suatu ketika ayahnya pulang membawa kabar bahwa dia telah menemukan ibu mereka, ayahnya membawa Baby dan adik adiknya pergi tanpa sepengetahuan ibu tiri mereka. Namun, ibu tiri baru merekapun tak juga bisa menjadi seorang ibu untuk mereka. Suatu ketika Baby menangis di ujung sebuah gang, yang diketahui temannya dan menceritakan pada ayah Baby. Baby menjawab bahwa dia ingin tetap sekolah ketika ayah menanyakan keinginannya beserta adiknya. Akhirnya, ayahnya mengirimkan Baby dan adiknya ke rumah pamannya untuk kembali bersekolah. Malangnya, ibu tiri baru tak bisa mengurus rumah, Babypun dijemput paksa oleh ayahnya dan tak lagi bersekolah, hingga Baby jatuh sakit.

Diusia remajanya tak hanya hidupnya yang penuh nestapa, mulainya ada gangguan gangguan dari laki laki yang ‘penasaran’ hingga cerita kakaknya yang dinikahkan dibawah umurpun tak kalah menyedihkan. 

Diumurnya yang ke duabelas, ibu tiri dan ayahnya menerima seorang tamu kawan dari kakak ibu tirinya. Baby akan dinikahkan dengan orang yang 14 tahun lebih tua darinya. Baby mengawali penderitaan dalam hidupnya dengan keriangan seorang anak anak yang girang karena gemerlap lampu dan banyaknya makanan. Tak terpikirkan oleh Baby kehidupan seperti apa yang menantinya.  Suaminya tidak pernah berlaku lembut pada Baby yang malang. Bahkan memperlakukan baby dengan kasar. Sampai akhirnya si Baby kecil hamil. Semakin tua usia kandungan, tak juga bahagia didapat. Tibalah saat melahirkan bagi gadis kecil itu. Ia berjuang bertaruh nyawa tanpa tau bagaimana selanjutnya. Setelah anaknya lahir. Semakin bertambah penderitaan Baby, hingga air susunya hampir mengering, suaminya tak kunjung memberinya uang untuk makan.  

Seiring waktu Baby mulai diganggu oleh laki laki di sekitar rumahnya, sialnya suaminya selalu menghajar baby setiap dia melihat ada laki laki lain yang meliriknya. Hingga anaknya tumbuh semakin besar. Tak kunjung reda hantaman serta perilaku kasar suaminya. Sampai dia melahirkan anak keduanya pun tanpa ditemani suaminya yang hanya tau bagaimana menghajar dan menghamili Baby. Mengurus satu anak saja penuh dengan penderitaan. Bagaimana mengurus dua anak dengan penderitaan yang selanjutnya. Dengan dua anak yang harus diberi makan dengan keadaan yang semakin sulit. Ketika anak pertamanya berusia 5 tahun dan mempunyai 1 orang adik lagi dia menjalani operasi tubektomi.  Bahkan diusianya yang belum sampai 20. 

Baby tumbuh semakin dewasa dan mulai berani menyisihkan uang. Baby mulai memikirkan sesuatu untuk hidupnya. Baby ingin bekerja. Hidup terus berlangsung dan setiap hari ketegangan timbul bahkan untuk masalah sepele sekalipun. Tapi tekadnya bulat. Apapun yang terjadi, anaknya harus mendapatkan pendidikan yang baik. Dia tidak rela melihat anak sulungnya disuruh ayahnya mendorong gerobak. Hingga kekuatan dan keberanian itu muncul. Dia pun bekerja. Memenuhi kebutuhan dan keadaan berlangsung lebih baik. 

Sebenarnya ada sedikit rasa kasih di hati Baby pada suaminya, karena kadang suaminya sedikit memberi perhatian pada Baby. Sampai suatu hari ada kegaduhan ditempat kerja Baby, ternyata suaminya melihat Baby mengantar buah di pesta puja. Dia datang merusak acara puja, melontarkan kata kata kotor dan memukuli Baby di depan semua orang. Baby memutuskan  mengajak anak anaknya untuk pergi dan berjanji akan memenuhi semua kebutuhan anak anaknya.

Memutuskan hidup sendiri berarti harus bekerja lebih keras, bekerja keras berarti mendapatkan banyak uang. Begitu tekadnya untuk mampu mendidik dan menyekolahkan anak anaknya. Baby bekerja semakin giat dan belajar tentang apapun dari majikannya. Dan menata sendiri kehidupan yang layak baginya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PerempuanMembaca

Semua penulis di sini adalah perempuan yang menyempatkan waktu untuk membaca, budaya yang hampir punah ditelan oleh kesibukan, budaya yang hampir punah tergantikan oleh membaca status sosmed atau berita versi digital. Kami merindukan aroma buku, kami merindukan rehat dan bergelut dengan buku sambi menikmati secangkir teh atau kopi.




Cara Gabung Komunitas

Cara Gabung Komunitas

Cari

Hubungi Kami

Nama

Email *

Pesan *