Home Ads

Minggu, 07 Juni 2020

Dalil Guru dan Orang Tua Saat Pandemi

source: kalbarupdates.com
Guru: Mumet sekolah online!

Beban kuota internet naik. Semua pembelajaran dan laporan via online. 

Sedih. Ternyata tak mudah proses belajar mengajar dengan sistem daring. Belum lagi harus berjibaku dengan pekerjaan rumah tangga. Lebih sering, anak sendiri  terabaikan karena harus fokus pada murid  yang melakukan KBM dari rumah.

Orangtua: Mumet mendampingi anak yang sekolah di rumah. Isi buku pelajaran tak semua diketahui dan dikuasai.

 Stres!. Tetiba harus jadi guru. Belum lagi soal biaya sekolah yang tak ada potongan, meski sekolah dari rumah karena Covid-19. Tambah sumpek lihat anak-anak amine gadget mulu.

Guru mengeluh.
Orangtua marah.
Keduanya memakai argumennya masing-masing untuk saling menyerang dan menyalahkan. Akhirnya stres semua. 

Kenyataan yang terlupa dari semua ini adalah, bahwa pandemi yang sedang datang tak hanya berimbas pada satu orang, tapi pada kita semua dengan beban masing-masing yang berbeda-beda. Dan kita sama-sama belum siap menghadapinya.

Tak ada jalan lain. Kita mesti berhenti sejenak. Menatap lekat wajah anak-anak kita dengan pertanyaan, apakah mereka lebih siap ketimbang kita orang dewasa? Ataukah mereka sebenarnya yang menjadi korban dari ketidaksiapan orang-orang dewasa? 

Tak ada jalan lain kecuali kita harus kembali menjadi manusia yang memanusiakan sesama. Dan, itulah yang seharusnya kita pegang sebagai dalil, sebagai prinsip, sebagai pedoman.

Dari peristiwa ini kita jadi sadar, guru --yang menjadi murabbi ruh-- adalah pekerjaan yang tak mudah.  Mendidik anak adalah pekerjaan yang luar biasa. 

Tampaklah juga sekarang, bahwa menjadi guru artinya adalah  mendermakan waktu dengan sepenuh hati untuk mengajar dan mendidik. Bahkan, terkadang harus merelakan waktu bersama dengan putra-putrinya sendiri.

Biaya sekolah sebetulnya adalah biaya untuk kepentingan anak-anak kita sendiri. Bangunan sekolah butuh perawatan. Guru perlu dibayar dengan layak karena dedikasi mereka dalam mendidik anak-anak kita. Jikapun saat ini kita sedang kesulitan ekonomi karena terdampak dari Covid-19, kita bisa mendiskusikannya dengan pihak sekolah. Tentu yang kita cari adalah keberkahan ilmu untuk anak-anak kita.

Tampaklah juga wahai para guru. Bagaimana para murid membutuhkan kehadiran guru dalam masa bejalar. Betapa mereka menyayangi dan mencintai guru-gurunya. Juga betapa percayanya orang tua pada guru dengan memasrahkan pendidikan anak-anak mereka. Mendidik adalah salah satu jalan jihad yang nilainya tinggi di hadapan Tuhan. Dan boleh jadi, karena profesi guru inilah yang mengantarkan kita pada salah satu pintu surga. Menjadi guru berarti juga tentang amanah.

Mari saling mengasihi dalam masa-masa sulit ini. Mari terus berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita semua. Untuk masa depan mereka yang lebih baik selepas Covid-19 ini pergi berlalu. 

#Demianakanaksaja🤲

Dian NH
Admin KPM

2 komentar:

PerempuanMembaca

Semua penulis di sini adalah perempuan yang menyempatkan waktu untuk membaca, budaya yang hampir punah ditelan oleh kesibukan, budaya yang hampir punah tergantikan oleh membaca status sosmed atau berita versi digital. Kami merindukan aroma buku, kami merindukan rehat dan bergelut dengan buku sambi menikmati secangkir teh atau kopi.




Cara Gabung Komunitas

Cara Gabung Komunitas

Cari

Hubungi Kami

Nama

Email *

Pesan *