Home Ads

Selasa, 12 Januari 2021

Resensi Buku Pangeran Kecil, Antoine de Saint-Exupéry

sumber: wikipedia

Judul: Pangeran Kecil
Penulis: Antoine de Saint-Exupéry
Penerbit: BIP, Gramedia
Tahun terbit: 2017
Jumlah halaman: 62
Genre: Fiksi Fantasi
Peresensi: Farah Firyal

Setelah menonton drama Korea "It's Okay To Not Be Okay", aku menyadari bahwa buku dongeng anak bukan hanya bacaan bagi anak-anak. Banyak remaja bahkan orang dewasa yang terhibur dan mendapat pelajaran dari buku anak yang mereka baca. Dongeng anak tak melulu berisi fantasi, selain gambar ilustrasi yang menarik, dongeng anak selalu menyimpan pesan moral atau pelajaran kehidupan yang bisa dipetik. 

Sore tadi, aku membuka aplikasi iPusnas dan menemukan cover buku anak berjudul "Pangeran Kecil" di halaman pertama. Judul "Pangeran Kecil" adalah terjemahan dari bahasa asli "Le Petit Prince" dan bahasa Inggris "A Little Prince". Buku ini disertai ilustrasi gambar yang menarik. Pemilihan bahasanya sangat mudah dimengerti dan alurnya pun berjalan maju sedikit demi sedikit. 

Pada covernya, terdapat gambar seorang anak kecil yang memiliki rambut berwarna kuning sedang berdiri sambil menyiram sekuntum mawar merah di sebuah planet. Gambar pada cover buku di iPusnas yang kubaca ini sepertinya sedikit berbeda dengan cover buku fisik yang dijual di toko-toko.  Tapi keduanya memiliki persamaan, sang bocah, sama-sama sedang berada di sebuah planet berukuran sangat kecil. Bentuknya bulat seperti bulan, tapi ukurannya sangat kecil. Dalam buku juga diceritakan kalau di planetnya, sang bocah bisa melihat matahari terbenam sampai 44 kali dalam sehari. Itu bukti planet nya memiliki ukuran sangat kecil. Mungkinkah ini adalah gambaran lain dari "dunia anak" yang digambarkan begitu sempit? 

Kisah ini dibuka dengan tokoh utama seorang pria yang menyebut dirinya sebagai aku. Pria ini sedang bercerita tentang masa kecilnya. Saat kecil, ia selalu merasa bahwa orang-orang dewasa tak pernah memahami mimpi anak-anak. Orang-orang dewasa seringkali justru mematahkan mimpi-mimpi anak-anak. Orang dewasa terkadang melarang ini dan memerintahkan itu, tak sadar bahwa itu semua berdampak tak baik sampai anak tumbuh dewasa. 

Saat dewasa, tokoh "Aku" harus melupakan cita-citanya sebagai pelukis dan memilih jalan hidup lain sebagai pilot. Suatu hari, tokoh "Aku" mengalami kecelakaan pesawat dan terdampar di sebuah gurun pasir di Afrika. Di sana, ia bertemu dengan Pangeran Kecil yang memintanya melukiskan seekor domba. Bermula dari permintaan sang pangeran kecil, mereka akhirnya berbincang banyak hal. Sang pilot mengetahui bahwa Pangeran Kecil berasal dari sebuah planet lain nan jauh di sana. Pangeran Kecil tiba di bumi setelah sebelumnya menjelajahi planet-planet lain. Dalam perbincangannya, Pangeran Kecil bercerita bahwa di setiap planet yang ia kunjungi, ia bertemu dengan banyak orang-orang berbeda. 

Pada perjalanannya, Pangeran Kecil bertemu dengan banyak orang yang masing-masing memberikan gambaran kehidupan orang dewasa yang begitu tidak dimengerti olehnya. Ia bertemu dengan seorang raja yang begitu suka memerintah, bertemu seorang pria bertopi yang merasa hidupnya paling hebat, kaya, dan pintar, bertemu bapak pecandu alkohol yang menjadikan alkohol sebagai pelarian dari rasa malu. Pangeran Kecil begitu heran terhadap pecandu alkohol yang menganggap alkohol sebagai pelarian rasa malu, bukankah alkohol itu sendiri hal yang memalukan? Orang dewasa terkadang memang aneh. Si Pangeran Kecil juga bertemu dengan orang-orang lain yang masing-masing memberikan pelajaran berharga.

Saat sampai di Bumi, Pangeran Kecil bertemu dengan ular kuning, sekuntum bunga buruk rupa, ribuan mawar merah indah, dan seekor rubah. Sebelumnya Pangeran Kecil sudah terlebih dulu bercerita bahwa di planetnya, ia berteman dengan sekuntum mawar merah yang suka menggerutu. Mawar merah mengeluh tenggorokannya kering, lalu Pangeran Kecil menyiramnya dengan air. Setelah disiram, mawar merah mengeluh terlalu dingin. Ia benci udara dingin dan hembusan angin. Pangeran kecil menutupnya dengan kaca, tapi mawar merah tetap mengeluh. Di Bumi, ia melihat ribuan mawar merah tumbuh sangat cantik dan mempesona, berbeda dengan mawar merah di planetnya yang suka menggerutu.

Saat bertemu dengan rubah, ia dibuat sadar tentang makna bergantung. Pangeran Kecil pun menyadari bahwa bunga yang ditinggalkannya di planet bergantung padanya dan merupakan satu-satunya bunga berharga yang ada di dunia ini, tak sebanding dengan ribuan mawar merah indah dan cantik yang ia lihat di bumi. Pangeran Kecil memutuskan untuk kembali ke planetnya untuk menjaga bunga tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PerempuanMembaca

Semua penulis di sini adalah perempuan yang menyempatkan waktu untuk membaca, budaya yang hampir punah ditelan oleh kesibukan, budaya yang hampir punah tergantikan oleh membaca status sosmed atau berita versi digital. Kami merindukan aroma buku, kami merindukan rehat dan bergelut dengan buku sambi menikmati secangkir teh atau kopi.




Cara Gabung Komunitas

Cara Gabung Komunitas

Cari

Hubungi Kami

Nama

Email *

Pesan *