Home Ads

Jumat, 11 Juni 2021

Resensi Buku Potret Keluarga, Karya Reda Gaudiamo

sumber: goodreads

Judul buku: Potret Keluarga

Penulis: Reda Gaudiamo

Penerbit: Pojok Cerpen

Tahun terbit: 2021 (cetakan pertama)

Genre: Fiksi

Jumlah halaman: 179

Peresensi: Almas Mustofa



Potret Keluarga adalah buku kumpulan cerpen Reda Gaudiamo yang beberapa diantaranya pernah dimuat di berbagai media cetak ternama Indonesia. 


Sesuai judulnya, enam belas cerpen dalam buku ini berkisah tentang keluarga. Karena bertemakan keluarga, aku jadi merasa -meminjam istilah saat ini- ‘relate’ dengan cerita-ceritanya. 

Beberapa kali terpaksa berhenti membaca karena ngebatin dulu “eh iya iya”, “eh kok kayak aku ya?”. 


Cerpen berjudul Potret Keluarga yang menjadi cerita pembuka, penuh dengan kalimat menggelitik yang berhasil membuatku tersenyum sepanjang membaca ceritanya. Berkisah tentang seorang ibu yang semula memandang rendah pada calon menantu hanya karena perbedaan warna kulit, namun setelah menikah dan punya anak, sikap sang ibu berubah seratus delapan puluh derajat. 


Selain kisah yang lucu dan menggelikan, ada juga kisah sedih nan tragis seperti yang diceritakan dalam cerpen berjudul Si Kecil, dan Bayi. Setelah membaca dua kisah tragis tersebut, aku butuh waktu jeda beberapa menit sebelum melanjutkan ke halaman berikutnya.


Dalam cerpen berjudul Anak Ibu, Reda Gaudiamo berhasil membuatku geregetan pada tokoh yang diciptakannya. Seorang ibu yang menuntut anaknya untuk selalu menuruti kemauannya. Sejak kecil sampai si anak dewasa. Hih gemes! 


Beberapa cerita mempunyai ending yang  mengejutkan. Seperti Surat Wasiat yang menjadi cerita penutup dalam buku ini. Endingnya sungguh di luar dugaan. 


Alur cerita yang mengalir enak dan bahasa yang lugas menjadikan buku ini sangat asyik untuk dinikmati. Ada sedikit kesalahan tulis tapi tak sampai mengganggu keasyikan kita dalam membaca cerita-cerita di dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PerempuanMembaca

Semua penulis di sini adalah perempuan yang menyempatkan waktu untuk membaca, budaya yang hampir punah ditelan oleh kesibukan, budaya yang hampir punah tergantikan oleh membaca status sosmed atau berita versi digital. Kami merindukan aroma buku, kami merindukan rehat dan bergelut dengan buku sambi menikmati secangkir teh atau kopi.




Cara Gabung Komunitas

Cara Gabung Komunitas

Cari

Hubungi Kami

Nama

Email *

Pesan *