Home Ads

Senin, 01 Januari 2018

Resensi Novel Lost On Everest, Vanny Chrisma W

Judul Buku: Lost On Everest
Pengarang: Vanny Chrisma W

Penerbit: Kaki Langit Kencana 
Jenis: Fiksi, Misteri
Tahun Terbit: 2016
Jumlah Halaman: 211

Nama Peresensi: Mei Fitriani 

Seorang anak lelaki bernama Juno lahir dari seorang ibu yang bernama Aliyah dan Ayahnya Bisma. Ayahnya adalah seorang pendaki sejati, dia sengaja menikahi gadis desa yang taat dan dikaruniai seorang anak yang tampan yang diberi nama arjuna. Pada Pertengahan tahun 2004 bisma mendaki ke Gunung Everest karena dalam hatinya dia berkeinginan dan bertekad harus mendaki ke sana, namun istri dan anaknya menunggu hingga 2 tahun lamanya. Karena tak kunjung pulang dan waktu itu mendapat kabar bahwa thn 2004 ada 3 pendaki yang dikabarkan tewas saat mendaki ke everest namun ada 1 lagi yang tidak ada kabar beritanya, hilang entah sudah mati atau ke mana.

Sang istri yang sangat mencintai suaminya itu setelah kehilangan suaminya kondisi tubuhnya semakin memburuk dan sakit sakitan. Saat di rumah sakit dan kondisinya semakin parah dia meminta pada Juno anak semata wayangnya untuk menjemput dan mencari ayahnya. Juno walaupun anak lelaki tetapi tidak pernah mendaki seperti ayahnya. Juno menganggap bahwa mendaki hanya akan menyengsarakan diri dan keluarganya. Namun karena desakan dari ibunya dan didukung pula oleh Om Tan dan dibiayai juga olehnya akhirnya Juno mencari tahu kepada teman pecinta alam di kampusnya.

Juno mendapat banyak cibiran karena Juno belum pernah mendaki kemanapun ternyata akan mendaki ke Everest gunung tertinggi di dunia, dengan tekad yang tinggi dia berangkat ke Everest. Dalam perjalanan dia dibantu oleh tetua di Tibet. Tetua itu yang telah dibantu oleh ayahnya. Juno mendapatkan banyak rintangan dalam perjalanan dia mendapatkan teman yang bernama Arundati, wanita yang terkena AIDS karena diturunkan oleh orang tuanya. Juno pergi mencari ayahnya bersama Arundati. Juno keluar dari rombongan dan memilih jalan sendiri. Hingga akhirnya dia menemukan ayahnya. Ayahnya yang sudah menjadi abu di dalam guci, ayahnya meninggal dalam perjalanan ke Everest karena tidak kuat umur yang sudah tua dan penyakit asam urat yang di deritanya, dia terjatuh dalam gunung salju. Dia ditolong oleh seorang nenek tua yang bernama Zhuge. Zhuge mengambil tubuh Bisma dan mencoba untuk menguburkan dengan cara Tibet namun tidak berhasil setelah didoakan dan tubuh bisma dibiarkan sesuai adat Tibet dagingnya disayat2 untuk dimakan burung2.

Ternyata tubuhnya sulit untuk dipotong akhirnya dibakar dan abunya disimpan. Dalam perjalanannya Juno bertemu dengan nenek Zhuge, dia menjelaskan kedatangannya dan nenek itu menyerahkan guci itu pada juno.. Juno menangis dia tak menyangka bisa bertemu dengan ayahnya. Namun dalam keadaan sudah meninggal..berkat doa ibunya juno bisa kembali ke Indonesia.. Namun karena kondisi tubuh ibunya yang sudah sangat lemah dan penyakit yang diderita ibunya semakin parah ibunya pun meninggal dunia.

Pancurendang, 01 Januari 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PerempuanMembaca

Semua penulis di sini adalah perempuan yang menyempatkan waktu untuk membaca, budaya yang hampir punah ditelan oleh kesibukan, budaya yang hampir punah tergantikan oleh membaca status sosmed atau berita versi digital. Kami merindukan aroma buku, kami merindukan rehat dan bergelut dengan buku sambi menikmati secangkir teh atau kopi.




Cara Gabung Komunitas

Cara Gabung Komunitas

Cari

Hubungi Kami

Nama

Email *

Pesan *