Home Ads

Rabu, 09 Mei 2018

Review Aroma Karsa, Dee Lestari

Judul Buku : Aroma Karsa
Penulis : Dee Lestari
Penerbit dan Tahun Terbit : PT Bentang Pustaka, 2018
Genre : Fiksi
Jumlah Halaman : 710 halaman
Nama Pe-review : Okta


Review buku :
Pusat dari cerita ini adalah tentang bunga bernama Puspa Karsa yang memiliki kehendak (karsa) dan bisa mengendalikan orang (juga hewan) untuk mengikuti kehendaknya. Puspa Karsa juga ada perwujudan Sanghyang Batari Karsa yang diubah bentuknya menjadi bunga. Namun, tidak kepada sembarang orang Puspa Karsa menguarkan aromanya. Hanya kepada yang dipilihnya sendiri. Raras Prayagung adalah yang terpilih dan menemukan Puspa Karsa sudah menjadi obsesinya. Di satu sisi keberadaan Puspa Karsa yang masih berupa cerita simpang siur bagai dongeng dan di sisi lain Raras Prayagung juga memiliki warisan sari Puspa Karsa membuatnya semakin bertekad untuk menemukan sumber sari itu meskipun banyak yang menentang. Ekspedisi pertama menemui kegagalan dan memakan korban nyawa. Di ekspedisinya kali ini ia memiliki persiapan yang lebih matang dan didukung dua senjata ampuh yang sangat kuat indera pembaunya, yaitu Jati Wesi dan Tanaya Suma. 

Jati Wesi mampu mengembangkan kelebihan inderanya ini karena ia besar di TPA dimana segala macam benda berbau berakhir. Diimbangi ia juga bekerja di toko parfum isi ulang dimana ia bisa leluasa mengeksplorasi tingkatan aroma yg berbeda dibandingkan tempat tinggalnya di TPA Bantar Gebang. Sementara itu, Tanaya Suma berada dalam kelas aroma yang berbeda. Selain karena ia berada di lingkungan Kemara industri jamu dan kosmetik adalah karena ia sangat sensitif dengan bau di keseharian yang bagi orang lain normal, tetapi menyiksa bagi Tanaya Suma. Tingkat sensitifnya bahkan sampai bisa membuat ia menderita dan mengganggu kehidupan sosialnya. Ia menggunakan sejenis obat epilepsi  untuk mengatasi reaksi tubuhnya terhadap bau yang tidak cocok dengannya. 

Perpaduan "dua senjata" ini tentu saja tidak mudah dan terjalin melalui konflik baik secara personal maupun di lingkup profesional di perusahaan Kemara milik Raras Prayagung. Mereka bisa menjadi satu tim yang kompak saat Jati Wesi bisa membantu Tanaya mengeluarkan potensi terbaiknya dalam memanfaatkan indera pembaunya tersebut dan melepaskan diri dari obat dokter.

Dee Lestari memadukan dongeng dan masa kini dengan berpadunya dua alam. Kali ini alam yang berbeda dari dunia manusia diwakili oleh desa Dwarapala yang berada di salah satu sisi jalur Gunung Lawu. Perpindahan cerita saat para tokoh memasuki Dwarapala dan bertemu dengan para "penghuninya" mengalir secara ringan dan apik. Bahkan konflik batin Jati Wesi yang akhirnya mengetahui bahwa dirinya adalah salah satu Banaspati dari Dwarapala pun apik diceritakan. Tidak serta merta menjadikannya super hero dengan segala kekuatan yang berbeda dari manusia pada umumnya. Bagi yang terbiasa dengan rempah, jamu, edt-edp (ini paling ngga bagi yang pernah memperhatikan keterangan racikan di katalog Oriflame pasti gampang paham hihihi), dan atau racikan di toko kimia akan terbantu tidak hanya membayangkan secara visual dalam imajinasi saja, tetapi kemudian akan diperkaya dengan sensasi bebauan yang muncul dari adegan-adegan yang disajikan. 

Kalau sudah pernah menonton serial Anaconda terutama yang Black Orchid, menurut saya, menjadi mudah sekali memvisualisasikan proses bertemunya Jati Wesi, Tanaya Suma dan Puspa Karsa. Sanghyang Batari Karsa berhasil merasuk ke dalam tubuh Tanaya Sukma dan karena cinta pula tampaknya sejarah orang-orang yang terlibat dengan Puspa Karsa akan berulang dengan sendirinya meskipun telah melampaui perbedaan jaman. Apakah kemudian akan ada kelanjutan dari Aroma Karsa ini? Saya pribadi sih berharap ada, penasaran sejauh mana Tanaya Sukma akan dikemas bertahan atas pengaruh kehendak Sanghyang Batari Karsa dan bagaimana Jati Wesi akan menyelesaikan pertarungannya dengan pihak yang menjadi satu tubuh dengan orang yang dicintainya. Semoga tidak sampai bertahun-tahun kemudian baru nongol lanjutannya.

"Mereka semua menyadarinya ketika sudah terlambat. Semoga kamu lebih bijak"
 - Empu Smarakandi, Aroma Karsa -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PerempuanMembaca

Semua penulis di sini adalah perempuan yang menyempatkan waktu untuk membaca, budaya yang hampir punah ditelan oleh kesibukan, budaya yang hampir punah tergantikan oleh membaca status sosmed atau berita versi digital. Kami merindukan aroma buku, kami merindukan rehat dan bergelut dengan buku sambi menikmati secangkir teh atau kopi.




Cara Gabung Komunitas

Cara Gabung Komunitas

Cari

Hubungi Kami

Nama

Email *

Pesan *