Home Ads

Minggu, 22 September 2019

Resensi Buku Shihab dan Shihab, Moh. Sidik Nugraha

Judul Buku: Shihab dan Shihab
Pentranskripsi: Moh. Sidik Nugraha
Penerbit: Lentera Hati
Tahun terbit: April 2019
Tebal halaman: 252
Genre: Nonfiksi
Peresensi: Uswah

Buku Shihab dan Shihab merupakan pengalihan tuturan yang berupa wawancara Najwa Shihab dengan Prof. Quraish Shihab sebagai pembawa acara di Narasi TV menjadi bentuk tulisan. Jadi bahasa yang digunakan dalam buku ini merupakan bahasa yang tidak baku. Membacanya seolah-olah tergambar dalam ceruk otak bahwa kita sedang menyaksikan duo Shihab berbincang-bincang.

Buku setebal 252 halaman ini memuat beberapa tema kekinian yang argumentatif, logis juga asyik. Saya tidak faham apakah yang dibukukan di sini merupakan hasil wawancara Najwa Shihab kepada Quraish Shihab secara runtut atau penggabungan dari beberapa episode lalu dikodifikasikan secara tematik karena saya tidak aktif menyimak acara Shihab dan Shihab di Narasi TV. Yang pasti, dan seperti biasa, Prof. Quraish Shihab menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menjadi kegelisahan era milenial saat ini dengan begitu mudah, memahamkan, tidak berat sama sekali. Seenak kita nyemil bakwan wortel dan segelas kopi di teras rumah 😌

gambar asli bukan ilustrasi
Tidak heran, acara Shihab dan Shihab ini bukan cuma dipenuhi oleh audiens dari kalangan muslim, tapi juga dari saudara kita selain muslim (sebagaimana pengakuan audiens di acara ini).

audiens Shihab dan Shihab

Saya merasakan sendiri, membaca buku ini tidak membosankan, setiap membaca perjudulnya selalu terselip gumaman hmm hmmm Nissa Sabyan dalam hati berupa “eh iya ya”, “oh begitu”, “wah bener juga”. Beliau mampu menyederhanakan suatu masalah yang berat menjadi ringan. 

Pada halaman 73 tentang kurban, beliau menjelaskan bahwa kurban memang amalan sunnah tapi bagi seorang pecinta hewan yang tidak sampai hati melihat hewan disembelih dia tidak perlu berkurban. Sesimpel itu ya? Netijen. Ini menjawab keresahan saya beberapa waktu lalu saat bulan kurban tiba, kelompok religius melakukan bullying terhadap Animal Lovers lantaran tidak berkenan adanya perintah kurban. Dan sebaliknya, Animal Lovers melakukan bullying dengan membiarkan jarinya menggugat perintah kurban. Begitu juga dengan perintah berhaji/umroh yang merupakan ibadah wajib dengan syarat bagi yang mampu, setiap hati—kata beliau—dianugrahi untuk cenderung kepada Makkah, tapi tidak perlu memaksakan diri untuk pergi ke Makkah jika sekiranya sekitar kita membutuhkan bantuan sedekah kita. 

Tidak hanya membahas tentang ibadah, Quraish Shihab juga membahas tentang muamalat dan problematika remaja masa kini seperti masalah perjodohan dalam “Jodoh Pasti Bertemu” halaman 131.

Saya suka pada bagian ayat dan juga hadis-hadis ‘misoginis’ yang dipaparkan beliau. Sebagai perempuan tentu ini benar-benar menjadi angin segar. Seperti yang beliau jelaskan pada halaman 109 tentang “Memuliakan Perempuan”, bagaimana maksud hadis penyebutan tiga kali untuk ibu dan sekali untuk bapak? Bagaimana tafsir terhadap hukum waris yang mana perempuan mendapatkan lebih sedikit daripada laki-laki? Antara orang tua dan suami, bagaimana perempuan menyeimbangkan keduanya? Apakah Islam memerintahkan kekerasan kepada perempuan karena ada perintah “memukul” dalam Alquran, sedangkan Nabi adalah suami yang penyayang dan romantis serta tidak sekalipun memukul?. Penjelasan tentang poligami tidak luput dibahas dalam buku ini.

Beruntung sekali Mbak Nana (panggilan akrab Najwa Shihab) memiliki ayah secerdas dan sealim Quraish Shihab, “Abiku”. Begitulah Najwa Shihab memanggil ayahnya setiap akan bertanya, seolah terbaca dalam ucapannya “Ayahku, aku ingin bertanya, berikanlah aku pencerahan juga kepada teman-temanku yang menganggap Islam itu agama keras, padahal Islam adalah agama yang rahmah”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PerempuanMembaca

Semua penulis di sini adalah perempuan yang menyempatkan waktu untuk membaca, budaya yang hampir punah ditelan oleh kesibukan, budaya yang hampir punah tergantikan oleh membaca status sosmed atau berita versi digital. Kami merindukan aroma buku, kami merindukan rehat dan bergelut dengan buku sambi menikmati secangkir teh atau kopi.




Cara Gabung Komunitas

Cara Gabung Komunitas

Cari

Hubungi Kami

Nama

Email *

Pesan *