Home Ads

Jumat, 12 Juni 2020

Resensi Buku Ke Mana Pergi Wanita Mukminah, Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthi

Judul Buku: Ke Mana Pergi Wanita Mukminah 
Pengarang: Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthi 
Penerbit: Gema Insani Press
Tahun Terbit: Desember 1990
Jumlah halaman: 80
Genre: Nonfiksi
Peresensi: Ajeng Indira Dewi

Penulis buku ini terkenal dengan panggilan Syeikh Buthi (berasal dari nama sebuah pulau di Turki: Buthan), beliau seorang ulama Sunni yang lahir di Turki pada tahun 1929, ketika kecil berhijrah ke Syria, yang akhirnya menetap di sana sampai wafat pada tahun 2013, tepat ketika beliau berumur 84 tahun.

Syeikh Buthi merupakan doktor lulusan Al-Azhar Mesir dan mencapai gelar profesor di bidang Ilmu Syariah (fiqih dan ushul fiqih). Beliau juga seorang dai yang bukan hanya memiliki program di televisi dan radio Syria, atau mendirikan majlis di masjid-masjid, tetapi juga mengisi seminar, simposium dan diskusi-diskusi ilmiah nasional dan internasional.

Selain sebagai dosen dan dekan di Universitas Damaskus, Syeikh Buthi juga menjabat sebagai anggota Majelis Tinggi Senat Oxford dan anggota Asosiasi Islam Perancis, juga sebagai Ketua Persatuan Ulama Syam dan masih banyak lagi jabatan yang diamanahkan padanya.

Pada tahun 2009 Syeikh Buthi mendapat penghargaan peringkat ke-22 dari 500 tokoh paling berpengaruh di dunia. Prestasi, aktivitas dan kiprahnya di dunia akademik dan non akademik tidak diragukan lagi, sehingga menjadi pribadi yang sangat disegani di dunia Islam.

Karya-karya ilmiahnya begitu banyak mencapai puluhan jumlahnya, baik berupa buku ataupun artikel yang ditulis pada majalah atau koran, yang diterjemahkan ke beberapa bahasa seperti Perancis, Jerman, Inggris, Rusia, Turki, Indonesia dan Malaysia.

Topik yang diangkat dan pembahasan yang ditulis oleh Syeikh Buthi bukan hanya tentang ushul fiqih dan fiqih, tetapi juga hasil dari respon analisis kritisnya terhadap berbagai polemik, isu-isu aktual, fenomenal dan kontroversial, baik itu topik agama, sosial ataupun politik. Misalnya saja isu tentang wanita, ada kurang lebih 6 karya Syeikh Buthi tentang wanita, baik berupa buku ataupun artikel.

Ciri khusus buku-buku Syeikh Buthi yang bertemakan wanita yaitu beliau menjelaskan perbedaan dan membandingkan situasi dan kondisi sosial dan budaya bangsa Barat dengan prinsip-prinsip ajaran Islam terkait wanita. Apa saja perbedaannya dan hal-hal negatif serta kerugian apa saja yang dapat diakibatkan pada masyarakat Islam jika hanya mengiblat pada budaya barat. Salah satu karya Syeikh Buthi yang membahas tentang wanita adalah buku ini, yaitu “Ke Mana Pergi Wanita Mukminah”, judul aslinya dalam Bahasa Arab adalah “Ila Kulli Fataatin Tu’minu Billah”.

Di dalam Muqaddimahnya, syeikh Buthi menyampaikan bahwa buku ini merupakan respon terhadap tulisan seorang syeikh yang dimuat oleh majalah yang cukup populer (beliau tidak menyebutkan siapa dan apa nama majalah tersebut).

Ada dua pembahasan yang disorot oleh Syeikh Buthi pada tulisan di majalah tersebut , yaitu pergaulan bebas dan persoalan tentang aurat wanita. Oleh karenanya, dalam buku ini ada 5 bagian besar yang disampaikan Syeikh Buthi dan sangat berkaitan dengan tulisan dalam majalah itu:

Bagian pertama diberi tema: SERUAN KEPADA WANITA MUKMINAH. Pada bagian ini syeikh Buthi menjelaskan secara singkat tapi padat, tentang siapakah sejatinya yang dinamakan Mukminah atau apakah definisi dari Mukminah. Sehingga dimaksudkan agar para muslimah dapat bersikap dan memiliki prinsip serta way of life yang sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam.

Hal kedua yang beliau sampaikan pada tema ini adalah tentang betapa krusial dan signifikannya kedudukan seorang wanita dalam Islam dan negara. Karena kemajuan keilmuan dan bahkan peradaban dunia, ditentukan oleh kaum wanita. Oleh karena itu, Islam memberikan porsi dan perhatian yang cukup besar bagi kaum wanita melalui beberapa peraturan dan ketentuan-ketentuan dalam agama, yang memiliki hak-hak dan kewajiban-kewajiban sesuai kodrat dan fitrahnya.

Bagian kedua pada buku ini bertemakan: INILAH HUKUM ISLAM. Pada bab ini Syeikh Buthi cukup singkat dalam memaparkan apa saja sumber hukum dalam Islam. Beliau menyebutkan tentang dasar penetapan hukum bagi seorang ulama’, yaitu: Alquran, Hadis, Ijma’ dan Qiyas.

Pada bagian ketiga, Syeikh Buthi mulai masuk dalam persoalan yang utama, yaitu: AURAT WANITA.

Beliau menyampaikan ada dua perbedaan pendapat di kalangan Fuqaha’ dalam penetapan tentang aurat wanita, yaitu;

1. Bahwa aurat wanita adalah seluruh tubuh, yaitu pendapat Madzhab Hanbali dan Syafii
2. Bahwa aurat wanita yang boleh terbuka adalah telapak tangan dan wajah, yaitu Madzhab
Maliki, Hanafi dan sebagian Syafiiyah.

Pada bagian akhir dari bab ini, beliau memberikan kalimat penutup:
“Bahwa syariat Islam tidak menetapkan suatu bentuk dan macam busana yang harus dikenakan oleh wanita. Hanya saja Islam menetapkan supaya  busana tersebut menutupi seluruh bagian tubuhnya kecuali wajah dan kedua telapak tangan, dan tidak menonjolkan salah satu bagian dari kecantikannya.”
Bagian keempat yang juga merupakan pembahasan utama pada buku ini bertemakan: BEKERJA DAN  BELAJARNYA WANITA.

"Kalau seorang wanita melakukan suatu pekerjaan untuk menghidupi diri dan keluarganya atau sedang menekuni suatu disiplin ilmu untuk kepentingan umat dan agamanya, dalam hal ini diberlakukan hukum umum (mubah), yang berlaku umum bagi kaum wanita dan pria Muslim."

Pernyataan tersebut adalah paragraf awal dan juga merupakan kesimpulan dari apa yang akan Syeikh Buthi paparkan di dalam bab ini. Yang kemudian beliau memberikan rambu-rambu, bahwa jika wanita bekerja dan belajar ternyata membawa kemudharatan dalam arti membuat wanita tersebut keluar dari kodrat dan keluar dari ajaran atau aturan dalam Islam, maka akan berubah menjadi haram, dan ini juga berlaku bagi kaum laki-laki. Syeikh Buthi menyertakan sebuah kaidah ushul dalam pendapatnya, yaitu:

ما لا يتم الواجب إلا به فهو واجب، و ما يترب عليه محرم فهو محرم

Pada bagian akhir di bab ini, Syeikh Buthi juga memberikan kalimat penutup yang menekankan kembali akan pendapatnya khusus terkait wanita bekerja dan memberikan contoh riil kemudharatan yang dimaksud oleh beliau.

Bahwa bekerjanya kaum wanita untuk mendapatkan rezeki, pada dasarnya bisa digolongkan sebagai hal yang mubah (boleh) hukumnya, tidak ada perbedaan antara kaum laki-laki dan wanita. Namun bisa menjadi haram jika bekerja tapi dapat membuatnya melakukan hal-hal haram."

Hal-hal haram yang dimaksud syeikh Buthi adalah seperti: adanya pergaulan bebas dan tidak tertutupnya aurat, juga membuat wanita yang menjadi pencari nafkah utama dalam keluarga. Menurut beliau hal ini mengakibatkan laki-laki melupakan atau melalaikan tugas dan tanggung jawabnya yang pada akhirnya menimbulkan kepincangan syar’i dan ketimpangan sosial.

Bagian kelima dan keenam adalah tema: KERAGUAN DAN OMONG KOSONG.

Pada bagian ini, Syeikh Buthi banyak melayangkan serangan dan berusaha mematahkan pendapat yang tidak sama atau berbeda dengan pendapatnya, terutama terkait tentang cara berpakaian atau tentang aurat wanita dan tentang pergaulan bebas. Hal-hal negatif apa saja yang akan muncul jika terjadi pergaulan bebas dan umbaran aurat yang tidak sesuai syariat.

Bagian penutup dan akhir dari buku ini, berisi tentang perintah, nasehat, saran dan anjuran kepada para Muslimah agar tetap berusaha semampunya dalam merubah sikap dan cara berpakaian yang sesuai ajaran Islam.

"Kalau Anda masih juga merasa berat dalam upaya memperbaiki diri, maka wajibkanlah dirimu untuk berpegang teguh semampumu (melaksanakan hal-hal wajib seperti shalat 5 waktu dan dengan mengaji dan mengkaji ayat-ayat Allah). Dan hendaklah Anda berniat penuh keikhlasan untuk keluar dari keadaan sekarang setahap demi setahap dengan selalu memanjatkan doa yang tulus mohon bantuan dan pertolongan Allah. Karena ketulusan dan kesungguhan hati kita pada Allah merupakan sumber Taufiq, insyaallah." 

Ada sebuah penjelasan dari Syeikh Buthi yang ditulis pada bagian akhir kitabnya tentang visi beliau dalam menulis karya-karyanya, yaitu dalam kitab yang berjudul “Al-Laamadzhabiyyah Akhthar Bid’atin Tuhaddid Asy-Syari’ah Al-Islamiyyah”. 

Visi tersebut sangat cocok dan bagus jika diletakkan pada bagian akhir resensi buku ini, agar kita semua semakin semangat membaca dan menulis tentunya disertai dengan niat yang bersih dan suci:

و إني لأسأل نفسي: ما الذي يميكني اليوم على الكتابة والتأليف؟ 

أما الشهرة فقد نلت منها أكثر مما كنت أتوقع و أطمع 

وأما المال فقد أكرمني الله منه بما يفيض عن الحاجة

 وأما ثناء الناس فقد نالني منه مل لا أستحق

وقد وجدت أخيرا أنه شيء لاثمر ولا طعم فيه إلا أن يكون دعاء أخ مسلم لي من خلف سحاف الغيب

"Saya bertanya pada diri sendiri, apa yang membuat saya tetap menulis dan mengarang (kitab)?

Adapun kemasyhuran, saya telah mendapat lebih daripada yang saya harapkan.

Dan kekayaan, Allah menganugerahi saya lebih daripada yang saya butuhkan. 

Dan kalau untuk dihormati orang, saya sudah memperoleh lebih daripada yang layak saya terima. 

Pada akhirnya, saya menyadari bahwa semua keinginan yang saya sebut tadi sia-sia dan hampa, kecuali seuntai doa yang dihadiahkan kepada saya oleh seorang Muslim yang tidak saya kenal."

Dan kalimat penutup yang dipilih untuk resensi ini adalah perkataan Nabi Syuaib yang diabadikan oleh sebuah ayat dalam Alquran sebagai pengingat untuk diri dan semoga bermanfaat juga untuk pembaca:

 (إن أريد إلا الإصلاح ما استطعت، وما توفيقي إلا بالله، عليه توكلت و إليه أنيب (سورة هود: ٨٨...

"Aku tidak bermaksud kecuali (melakukan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada Taufiq bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku kembali." (Q.S. Huud: 88)

- Istikamah berliterasi dan semangat meresensi -

Ajeng Indira Dewi

Sapporo 11 Juni 2020. 

2 komentar:

PerempuanMembaca

Semua penulis di sini adalah perempuan yang menyempatkan waktu untuk membaca, budaya yang hampir punah ditelan oleh kesibukan, budaya yang hampir punah tergantikan oleh membaca status sosmed atau berita versi digital. Kami merindukan aroma buku, kami merindukan rehat dan bergelut dengan buku sambi menikmati secangkir teh atau kopi.




Cara Gabung Komunitas

Cara Gabung Komunitas

Cari

Hubungi Kami

Nama

Email *

Pesan *