Home Ads

Jumat, 18 Juni 2021

Resensi Buku The Stolen Child, Keith Donahue


Judul Buku​​: The Stolen Child
Pengarang​​: Keith Donahue
Penerjemah​​: Anita Kharunnisa
Penerbit​​: Dastan Books
Tahun Terbit​​: 2007 cetakan pertama
Jumlah Halaman​: 600
Genre​​​: Fiksi
Peresensi​: Aida Mudjib
 
"Ketika api mati dan perut penuh, kami merasakan ketenangan dan kepuasan. Seperti rasa nyaman dari selimut yang ditarik sampai ke bahu, menggantikan sosok ibu yang tidak ada." (Aniday, hal. 324)

Seiring bertambahnya usia, banyak dari kita melihat kembali kepolosan masa kanak-kanak sembari bernostalgia dan berpikir "seandainya saya bisa kembali" atau "bukankah menyenangkan menjadi seorang anak kecil selama-lamanya?" Terinspirasi dari Puisi Yeats, The Stolen Child adalah dongeng modern yang mengisahkan sosok Henry Day dan tiruannya.

Merasa diabaikan dan lelah karena saudara kembarnya yang masih bayi mendapatkan semua perhatian, Henry Day muda memutuskan untuk melarikan diri suatu hari di tahun 1940-an dan bersembunyi di pohon berlubang. Di sana, dia diculik oleh para changeling, suku anak-anak liar yang hidup dalam kegelapan dan rahasia. Mereka membawanya, menamainya Aniday, dan menjadikannya salah satu dari mereka.

Terjebak selamanya sebagai seorang anak, Aniday tumbuh dalam semangat, berjuang untuk mengingat kehidupan dan keluarga yang ditinggalkannya. Dia juga berusaha untuk memahami dan menyesuaikan diri di dunia bayangan ini, karena kehidupannya sebagai changeling melanggar batas mitos dan alam.

Di tempat Henry, para changeling meninggalkan tiruan, seorang anak laki-laki mengambil kehidupan Henry di dunia. Henry Day yang baru ini harus menyesuaikan diri dengan budaya modern sambil menyembunyikan identitas aslinya dari keluarga Day. Tapi, dia tidak bisa menyembunyikan bakatnya yang luar biasa untuk piano, keterampilan yang tidak pernah ditunjukkan oleh Henry yang sebenarnya.

Penampilan pianonya yang mempesona membuat ayahnya curiga bahwa putra yang dibesarkannya adalah penipu. Seiring bertambahnya usia, Henry yang baru dihantui oleh kenangan hidup yang samar-samar tetapi terus-menerus muncul di waktu dan tempat lain, tentang seorang pemain piano Jerman dengan kemahirannya. Saat dia juga pernah menjadi anak yang dicuri. Baik Henry dan Aniday secara obsesif mencari siapa mereka dulu sebelum mereka bertukar tempat di dunia.

Narasi yang bergantian memungkinkan penulis untuk menyajikan perspektif yang berbeda tentang peristiwa yang sama pada kehidupan Henry dan Aniday yang saling bersilangan dengan cara yang mengejutkan.  Kalimat-kalimatnya sederhana diutarakan dengan indah dan cerdik.

Ada rasa melankolis yang menjalar saat merasakan perjuangan yang dialami Henry dalam menjalani kehidupan yang bukan miliknya. Bahwa Aniday juga menjalani kehidupan baru sambil berjuang untuk mengingat yang hilang. Ada banyak tema yang dimainkan di sini, sifat ingatan manusia yang memudar, nature vs nurture, tumbuh dewasa dan meninggalkan masa kanak-kanak serta identitas sejati. Keith Donohue telah menciptakan dongeng untuk orang dewasa dengan kedalaman cerita yang luar biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PerempuanMembaca

Semua penulis di sini adalah perempuan yang menyempatkan waktu untuk membaca, budaya yang hampir punah ditelan oleh kesibukan, budaya yang hampir punah tergantikan oleh membaca status sosmed atau berita versi digital. Kami merindukan aroma buku, kami merindukan rehat dan bergelut dengan buku sambi menikmati secangkir teh atau kopi.




Cara Gabung Komunitas

Cara Gabung Komunitas

Cari

Hubungi Kami

Nama

Email *

Pesan *