Home Ads

Rabu, 16 Juli 2025

Review Buku Jodoh di Tangan Tuhan, Selebihnya Hasil Lobian, Karya Uswah Syauqie

 


Judul: Jodoh di Tangan Tuhan, Selebihnya Hasil Lobian

Penulis: Uswah Syauqie

Penerbit: Quanta

Tahun: 2025

Genre: Nonfiksi

Peresensi: Nabilah Munsyarihah


Buku ini ajak kita ngobrol dan berkisah, menyelami diri dan relasi ~


Mereview buku ini tentu saja harus melihat latar belakang penulisnya. Mengenal Ning Uswah Syauqie sebagai seorang pembelajar, mahasiswa doktoral, hafidzoh, santri KGI dan Tadarus Subuh, public speaker yang asyik, kita akan paham dari mana pengetahuan yang luas itu bisa dibalut dengan bahasa yang mengalir seperti yang tertulis di sepanjang buku ini. Secara garis besar buku ini mengemas persoalan tentang diri dan kaitannya dengan relasi dalam balutan hukum syariat, dalil Quran hadist, kisah hikmah, tapi dibawakan dengan ringan. Yang juga penting, tak terasa menasihati atau menghakimi.


Tidak banyak buku agama berisi nasihat yang tak terasa menasihati. Membaca buku ini, kita seperti mengobrol dengan teman yang memahami dan mendukung kita menjadi lebih baik. Seorang teman yang mungkin 'too good to be true'. Tapi begitu juga ketika kita ngobrol dengan Ning Uswah di dunia nyata, term sulit bisa muncul dengan nada becanda.


Buku ini dimulai dengan pembahasan diri yang jika diri itu ingin mendapat jodoh yang baik, maka upgrade lah diri jadi baik. Karena begitu aturan main yang dibuat dalam AlQuran. Jika terjadi akhirnya jomplang kualitas pasangan satu dengan yang lain, itu karena dalam perjalanannya proses memantaskan diri satu sama lain macet. Nikah bukan 'finish line' katanya.


Berbagai drama dalam relasi pernikahan tidak luput dibahas termasuk drama sama mertua. Kata Ning Uswah, kuncinya teamwork. Saya pribadi punya prinsip, kalau problem sama keluarga perempuan, maka perempuan yang jadi mediator, dan sebaliknya. Jangan pasangan kita disuruh menghadapi sendiri relasi kuasa dengan mertua yang sulit dibantah. 


Tidak ketinggalan, buku ini juga bahas soal selingkuh. Langkah yang dilakukan ketika diselingkuhi pasangan atau ada juga bagian untuk orang yang potensial selingkuh. Saya senang penulis secara enteng menyebut kalau bisa membuat laporan hukum atas perselingkuhan pasangan dan bahkan membahas jalan keluar khulu' dengan nada yang simpatik terhadap korban perselingkuhan. Diselingkuhi itu kekerasan jadi kita boleh membebaskan diri dari kekerasan. Perceraian adalah fasilitas yang pahit, tetapi halal yang disediakan Allah untuk berbagai drama relasi yang kompleks.


Sebelum akhir, buku ini juga bahas parenting ala Nabi Ibrahim. Di kisah ini, kita selama ini tahu bahwa peran yang sering diceritakan adalah peran bapak yang bertanya pada anaknya tentang hal yang akan dilakukan bapak pada anak. Tidak memutuskan sepihak, tapi bertanya. Anak sekarang wajib banget didekati dengan pertanyaan 'kamu maunya gimana?' Dan pertanyaan serupa yang berpusat pada kemauan anak. Bukan untuk segera memenuhinya, tetapi sebagai strategi pembuka negosiasi.


Overall, buku ini komplit dan asyik. Penulis paham betul bahwa target pembacanya adalah gen Z. Usai membaca buku ini tentu saja saya segera meminjamkannya pada mbak-mbak pondok gen Z yang sedang menanti jodoh. Saya berharap setelah baca buku ini, mereka jadi lebih berdaya sejak dalam pikiran. Karena buku ini menguatkan perempuan dalam dunia yang sering mengancam dengan berbagai rupa kuasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PerempuanMembaca

Semua penulis di sini adalah perempuan yang menyempatkan waktu untuk membaca, budaya yang hampir punah ditelan oleh kesibukan, budaya yang hampir punah tergantikan oleh membaca status sosmed atau berita versi digital. Kami merindukan aroma buku, kami merindukan rehat dan bergelut dengan buku sambi menikmati secangkir teh atau kopi.




Cara Gabung Komunitas

Cara Gabung Komunitas

Cari

Hubungi Kami

Nama

Email *

Pesan *